Catatan kecil gowes menuju Ujung Genteng... (6-8 Juni 2013)
Perjalanan ini terinspirasi oleh kesan beberapa teman yang sudah
berkunjung kesana maupun dari browsing internet. Ujung Genteng
direkomendasi karena pantainya indah, bersih dan belum begitu ramai.
Disana juga terdapat penangkaran penyu karena di beberapa lokasi pantai
menjadi tempat penyu bertelur kemudian ditetaskan untuk dilepas kembali
ke laut bebas.
Di lokasi tertentu juga biasa dijadikan tempat olahraga surfing karena ombaknya yang cukup tinggi.
Sementara menunggu waktu yang tepat, tanpa diduga ada teman yang sedang
galau :) dan bersedia diajak, kami sepakati untuk start gowes hari
kamis tanggal 6 Juni (hari libur) dan cuti di hari jumat. Teman saya menggunakan disctrucker yang biasa dibawa turing, dan Saya membawa dahon
sp8 yang sudah dimodifikasi dengan RD XT 9sp. Seperti turing pada
umumnya, kami membawa tas pannier yang berisi perlengkapan sepeda dan
pakaian secukupnya untuk perjalanan selama 3 hari.
Hari 1:
Perjalanan dimulai dari depok jam 5:30 dengan cuaca cukup sejuk berkisar 25"C.
Sepanjang jalan raya bogor rolling menuju bogor dan jalan raya belum
ramai karena masih pagi. Sebelum memasuki kota bogor hujan mulai turun,
kami rehat sebentar untuk makan pagi sambil menunggu hujan reda.
Karboloading telah selesai tetapi belum terlihat tanda-tanda hujan reda,
kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan jas hujan dan pannier
ditutup cover.
Melewati jl pajajaran, tajur dan jl raya sukabumi
jalan semakin mendaki dan mulai terjadi kemacetan karena banyak
kendaraan bermotor terlebih lagi badan jalan hanya bisa dilalui setengah
jalur karena sedang dalam pembetonan.
Jam 9:40 kami sampai di Lido Resort dan rehat sambil karboloading dan hujan masih terus mengguyur.
Kami merencanakan perjalanan ditempuh dalam 2 hari karena jarak yang
jauh dan medan yang berat. Awalnya kami berencana melewati Jampang
tengah (jalur tengah) karena jarak tempuh yang lebih pendek namun dari
info penduduk sekitar bahwa jalur itu melewati hutan dan sedikit
perkampungan, kami putuskan untuk bermalam di pelabuhan ratu dengan
resiko perjalanan semakin jauh dengan medan yang lebih berat.
Jam 17:10 kami sampai di Pelabuhan Ratu dan langsung menuju pantai untuk dokumentasi kemudian mencari penginapan.
Perjalanan hari pertama selesai dalam 12 jam, menempuh jarak 122km dengan elevasi tertinggi 578m dan kecepatan rata-rata 16kpj.
Hari 2:
Setelah cukup beristirahat 1 malam, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan hari kedua.
Start dimulai jam 7:20 dari penginapan setelah terlebih dulu sarapan pagi.
Kami sudah antisipasi kalau trip ini sangat melelahkan karena melewati
jalur pegunungan yang cukup tinggi berdasarkan petunjuk GPS. Jalanan
aspal cukup baik untuk daerah perkampungan, sebagian jalan berlubang dan
beberapa lokasi terdapat tanah longsor. Cuaca tidak begitu panas karena
banyak pepohonan yang melindungi dari sinar matahari.
Sesekali kami
berhenti sekedar untuk beristirahat karena sepanjang jalan hanya ada
tanjakan dengan jalan berliku dan hanya sedikit menemui rumah
penduduk.Kami sangat kelelahan karena sepanjang 19km jalanan terus
menanjak, mungkin ini tanjakan terpanjang yang pernah saya lalui...
Tetapi pemandangan yang terlihat sangat indah, di beberapa lokasi nampak
pantai pelabuhan ratu di kejauhan, atau beberapa puncak gunung yang
bersebelahan.
Jalanan relatif sempit tetapi tidak begitu banyak
kendaraan yang lewat. Beberapa motor dari arah berlawanan bahkan
mematikan mesinnya menuruni pegunungan.
Setelah mencapai puncak, barulah kami menemukan perkampungan yang cukup ramai. Kami berhenti untuk refill botol minum.
Perjalanan dilanjutkan melalui perkebunan teh dengan pemandangan yang
cukup indah, jalur rolling dan masih banyak terdapat lubang.
Melewati kebun teh kontur jalan mulai menurun walaupun sesekali terdapat
tanjakan. Jalanan banyak yang rusak dan berlubang sehingga kami tidak
bisa gowes dengan kecepatan optimum, terlebih tenaga juga sudah terkuras
selama melewati tanjakan.
Kami makan siang di Kiara dua dimana terdapat simpang antara jalan arah pelabuhan ratu dan sukabumi.
Memasuki desa jampang kulon-surade mulai banyak melewati perkampungan dan keramaian.
Akhirnya kami sampai di pantai Ujung Genteng jam 4:30, berfoto sejenak
sambil menikmati sunset kemudian melanjutkan perjalanan ke desa cibuaya
melewati jalan pasir di pinggiran pantai.
Pada malam hari saya tidak
melewatkan melihat tempat penangkaran penyu dengan ojek untuk melihat
penyu yang bertelur karena lokasi yang cukup jauh dan minim penerangan.
Namun hari ini tidak ada pelepasan anak penyu karena tidak ada telur
yang menetas. Sementara Reza lebih memilih tinggal di penginapan
menonton pertandingan persahabatan INA-HOL yg berakhir 3-0.
Perjalanan hari kedua selesai dalam 10 jam menempuh jarak 89km dengan elevasi tertinggi 789m dan kecepatan rata-rata 14kpj
Hari 3:
Pagi hari kami sempatkan gowes menyusuri pantai dan dokumentasi.
Perjalanan pulang dengan menyewa angkot dari penginapan ke terminal
surade, kemudian menuju sukabumi menggunakan elf. Karena salah
pengertian, kami baru sadar ternyata angkutan ini tidak sampai ke
terminal degung (dalam kota) tetapi hanya ke terminal lembur situ :((
Walau dalam keadaan lelah kami akhirnya sampai juga ke terminal degung dengan gowes rolling tanjakan lagi...
Sesampai di terminal degung ternyata sudah terlalu sore karena kami
mampir untuk makan terlebih dulu, sehingga tidak ada lagi angkutan bus
yang berangkat menuju bogor, depok atau ke kp.rambutan.
Akhirnya
kami menemukan bus terakhir namun menuju lebak bulus. Setelah negosiasi
dengan kenek kami naik bus tersebut tetapi turun di pintu keluar tol kp.
rambutan.
Setelah melewati kemacetan di jln raya sukabumi, bus memasuki tol ciawi akhirnya kami turun di pintu keluar tol.
Kami melanjutkan perjalanan gowes kembali kerumah masing-masing dan
saya mengakhiri perjalanan 10km dari terminal kp.Rambutan ke depok dan
tiba di rumah jam 11 malam.
potonyah manah??
BalasHapus